biografi

Jumat, 03 Maret 2017

Al-Khwarizmi


 as Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khwarizmi was known in the West as al-Khwarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi and multiple ways of spelling again. He was born in Khwarizmi, Uzbeikistan, in the year 194 AH / 780 AD History of Al-Khwarizmi hindu complete is unknown, but he had worked with the caliph al-Ma'mun. He is a Muslim intellectual who contributed much of his work in mathematics, geography, music, and history
During his lifetime, Al-Khwarizmi dedicated his life as a lecturer in the school of honor in the city of Baghdad. As a scientist, he has produced many famous work, among others, al-Kitab al-Mukhtasar fi reckoning al-jabr wa'l-muqabala which contains a summary of the calculation, completion and peneimbangan. This book summarizes the basics of algebra.His second work is the book of al-Jam'a bernamaKitāb wa-l-tafrīq bi-reckoning al-Hind, also known by the name of Algirizmi Dixit. This book contains pengirangan and the sum is based on the calculation system of the Hindus. A third book is the Book of Surat Al-Ard namely books containing the reconstruction of the planetarium. There are still many other books is the best work of Al-Khwarizmi. Nevertheless, the world over knew him as a figure of the inventor of algebra.As the "Father of Science Algebra" he wrote a book called Algebra, which are then classified by historians of mathematics as a basic knowledge of mathematics. Al-Khwarizmi was the first to introduce algebra in a basic form that can be applied in everyday life. This is different from the concept of algebra Diophantus more likely to use algebra to application number theories.Naming is not from writings by Al-Khwarizmi and not "Arithmetic" which is Diophantus writing. Experts ancient exact science (including Greece) consider the numbers as a quantity. This occurs when Al-Khwarizmi gave understanding of numbers as a pure relationship in the modern era where science of algebra one of its parts.Al-Khwarizmi works entitled Kitab al-Jabr w'al-muqabalah (The Book of Restoring and Balancing) the starting point algebra in the Islamic world. The word algebra is used in the Western world for the same object. According to Teller (1931), the word algebra comes from the writings of Al-Khwarizmi, which lists 'al-jab' as the title. This article is translated (XII century) into Latin by Gerhard Cremona and Robert Chester, where the book is used as a basic mathematics textbook in Europe until the sixteenth century.As a scientist who comes from the east, Al-Khwarizmi admired up to the world. Even glory is believed to be one of the greatest strengths east. This recognition is born from western scientists who are known to hide the triumph of the former Muslim scientists axis of civilization. Special, the only eastern scientists do not deny that they are Al-Khwarizmi, the inventor of algebra figures

penerbit:Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī

Kamis, 02 Maret 2017

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi


Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau yang biasa dipanggil Razi lahir di Tehran tahun 864-930. Semasa hidupnya beliau meneliti tentang penyakit seperti demam, penyakit cacar, alergi, dan asma. Selain itu Razi merupakan orang pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi.
Di dunia barat para ilmuwan lebih mengenalnya dengan nama Rhazes yang merupakan seorang pakar sains yang berasal dari Negara Iran yang hidup sekitar tahun 864 – 930. Sejak usia muda Razi telah mempelajari ilmu filsafat, kimia, matematika dan kesusastraan.
Dalam bidang kedokteran pula beliau berguru pada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Setelah dewasa Razy dipercaya memimpin sebuah rumah sakit di Rayy dan Muqtadari di Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit tersebut kinerja Razi telah dibuktkan dengan catatannya mengenai penyakit cacar.
Ar-Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit alergi asma dan imunologi. Pada salah satu tulisannya beliau menjelaskan bahwa penyakit rhinitis bisa terjangkit akibat mencium bunga mawar pada musim panas. Pada bidang farmasi ar-Razi berkontribusi membuat peralatan medis seperti tabung, spatula dan mortar selain itu beliau juga telah mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.

sumber:www.hidayatullah.com
penerbit:wahyu murtiningsih

Jumat, 17 Februari 2017

Al Jahiz

Menulis penelitian tentang ilmu hewan (zoology) pertama kali. Al-Jahiz lahir di Basra, Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, nama aslinya. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini merupakan ilmuwan Muslim pertama yang mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli zoologi Muslim dan Barat. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman dengan Charles Darwin pernah berujar, ”Teori evolusi yang dikembangkan umat Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi Muslim sampai meneliti berbagai hal tentang anorganik serta mineral.”Al-Jahiz merupakan ahli biologi Muslim yang pertama kali mengembangkan sebuah teori evolusi. Ilmuwan dari abad ke-9 M itu mengungkapkan dampak lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup. Sejarah peradaban Islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk dapat bertahan hidup, papar dia, makhluk hidup harus berjuang, seperti yang pernah dialaminya semasa hidup. Beliau dilahirkan dan dibesarkan di keluarga miskin. Meskipun harus berjuang membantu perekonomian keluarga yang morat-marit dengan menjual ikan, ia tidak putus sekolah dan rajin berdiskusi di masjid tentang sains. Beliau bersekolah hingga usia 25 tahun. Di sekolah, Al-Jahiz mempelajari banyak hal, seperti puisi Arab, filsafat Arab, sejarah Arab dan Persia sebelum Islam, serta Al-Qur’an dan hadist.Al-Jahiz juga merupakan penganut awal determinisme lingkungan. Menurutnya, lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik penghuni sebuah komunitas tertentu. Asal muasal beragamnya warna kulit manusia terjadi akibat hasil dari lingkungan tempat mereka tinggal. Berkat teori-teori yang begitu cemerlang, Al-Jahiz pun dikenal sebagai ahli biologi terbesar yang pernah lahir di dunia Islam. Ilmuwan yang amat tersohor di kota Basra, Irak itu berhasil menuliskan kitab Ritab Al-Haywan (Buku tentang Binatang). Dalam kitab itu dia menulis tentang kuman, teori evolusi, adaptasi, dan psikologi binatang. Al-Jahiz pun tercatat sebagai ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui migrasi. Tak cuma itu, pada abad ke-9 M.Al-Jahiz sudah mampu menjelaskan metode memperoleh ammonia dari kotoran binatang melalui penyulingan. Sosok dan pemikiran Al-Jahiz pun begitu berpengaruh terhadap ilmuwan Persia, Al-Qazwini, dan ilmuwan Mesir, Al-Damiri. Karirnya sebagai penulis ia awali dengan menulisnartikel. Ketika itu Al-Jahiz masih di Basra. Sejak itu, ia terus menulis hingga menulis dua ratus buku semasa hidupnya. Pada abad ke-11, Khati al-Baghdadi menuduh Al-Jahiz memplagiat sebagian pekerjaannya dari Kitab al-Hayawan of Aristotle.Selain al-Hayawan, beliau juga menulis kitab al-Bukhala (Book of Misers or Avarice & the Avaricious), Kitab al-Bayan wa al-Tabyin (The Book of eloquence and demonstration), Kitab Moufakharat al Jawari wal Ghilman (The book of dithyramb of concubines and eps)hebe, dan Risalat mufakharat al-sudan ‘ala al-bidan (Superiority Of The Blacks To The Whites).Suatu ketika, pada tahun 816 M ia pindah ke Baghdad. Al-Jahiz meninggal setelah lima puluh tahun menetap di Baghdad pada tahun 869, ketika ia berusia 93 tahun.

sumber:buku dithyramb concubines
pengarang:al hayawan

Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi

Sang Penemu Gips Era Islam. Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuan yang berasal dari Andalusia. Dia merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini. Sebagai seorang dokter era kekalifahan, dia sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang penting bagi era modern ini.
Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah kota yang terletak di dekat Kordoba di Andalusia yang sekarang dikenal dengan negara modern Spanyol di Eropa. Kota Al Zahra sendiri dibangun pada tahun 936 Masehi oleh Khalifah Abd Al rahman Al Nasir III yang berkuasa antara tahun 912 hingga 961 Masehi. Ayah Al Zahrawi merupakan seorang penguasa kedelapan dari Bani Umayyah di Andalusia yang bernama Abbas.
Menurut catatan sejarah keluarga ayah Al Zahrawi aslinya dari Madinah yang pindah ke Andalusia.Al Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter yang hebat juga termasyhur karena sebagai seorang Muslim yang taat. Dalam buku Historigrafi Islam Kontemporer, seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin Istanbul Turki menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi. Kebanyakan dia melakukan pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-cuma. Dia sering kali tidak meminta bayaran kepada para pasiennya. Sebab dia menganggap melakukan pengobatan kepada para pasiennya merupakan bagian dari amal atau sedekah. Dia merupakan orang yang begitu pemurah serta baik budi pekertinya.
Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga bekerja sebagai dokter pribadi Khalifah Al Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang merupakan putra dari Kalifah Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al Hakam II sendiri berkuasa dari tahun 961 sampai tahun 976. Dia melakukan perjanjian damai dengan kerajaan Kristen di Iberia utara dan menggunakan kondisi yang stabil untuk mengembangkan agrikultur melalui pembangunan irigasi. Selain itu dia juga meningkatkan perkembangan ekonomi dengan memperluas jalan dan pembangunan pasar.Kehebatan Al Zahrawi sebagai seorang dokter tak dapat diragukan lagi.
Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan gips bagi penderita patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang yang geser bisa kembali ke tempatnya semula. Tulang yang patah tersebut digips atau dibalut semacam semen. Dalam sebuah risalahnya, dia menuliskan, jika terdapat tulang yang bergeser maka tulang tersebut harus ditarik supaya kembali tempatnya semula.
Sedangkan untuk kasus masalah tulang yang lebih gawat, seperti patah maka harus digips.Untuk menarik tulang lengan yang bergeser, Al Zahrawi menganjurkan seorang dokter meminta bantuan dari dua orang asisten. Kedua asisten tersebut bertugas memegangi pasien dari tarikan. Kemudian lengan harus diputar ke segala arah setelah lengan yang koyak dibalut dengan balutan kain panjang atau pembalut yang lebih besar. Sebelum dokter memutar tulang sendi sang pasian, dokter tersebut harus mengoleskan salep berminyak ke tangannya.
Hal ini juga harus dilakukan oleh para asisten yang ikut membantunya dalam proses penarikan. Setelah itu dokter menggerakan tulang sendi pasien dan mendorong tulang tersebut hingga tulang tersebut kembali ke tempatnya semula/ Setelah tulang lengan yang bergeser tersebut kembali ke tempat semula, dokter harus melekatkan gips pada bagian tubuh yang tulangnya tadi sudah dikembalikan.
Gips tersebut mengandung obat penahan darah dan memiliki kemampuan menyerap. Kemudian gips tersebut diolesi dengan putih telur dan dibalut dengan perban secara ketat. Setelah itu, dengan menggunakan perban yang diikatkan ke lengan, lengan pasien digantungkan ke leher selama beberapa hari. Sebab jika lengan tidak digantungkan, maka lengan terasa sakit karena masih lemah kondisinya. Sesudah kondisi lengan semakin kuat dan membaik, maka gantungan lengan ke leher dilepaskan. Jika tulang yang bergeser itu sudah benar-benar kembali dalam posisi semula dengan baik dan sudah tidak terasa begitu sakit lagi maka buka semua balutan termasuk gips yang membalut tangan pasien. Tetapi jika tulang yang bergeser tersebut belum sepenuhnya pulih atau kembali ke tempat semula secara tepat, maka perban maupun gips yang membalut lengan pasien harus dibuka. Lalu lengan pasien dibalut lagi dengan gips dan perban yang baru setelah itu dibiarkan selama beberapa hari hingga lengan pasien benar-benar sembuh total.
Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab tersebut berisi penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi. Dalam penyiapan obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi. Kitab Al Tasrif sendiri begitu populer dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa oleh para penulis. Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada tahun 1519 dengan judul Liber Theoricae nec non Practicae Alsaharavii. Salah satu risalah buku tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan Latin oleh Simone di Genova dan Abraham Indaeus pada abad ke-13. Salinan Kitab Al Tasrif juga juga diterbitkan di Venice pada tahun 1471 dengan judul Liber Servitoris. Risalah lain dalam Kitab Al Tasrif juga diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerardo van Cremona di Toledo pada abad ke-12 dengan judul Liber Alsaharavi di Cirurgia. Dengan demikian kitab karya Al Zahrawi semakin termasyhur di seluruh Eropa.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi dunia. Kitabnya yang mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah yang digunakan Al Zahrawi ini menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di berbagai kampus-kampus.Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang termasyhur pada zamannya. Bahkan hingga lima abad setelah dia meninggal, bukunya tetap menjadi buku wajib bagi para dokter di berbagai belahan dunia. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam kurikulum jurusan kedokteran di seluruh Eropa.
Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Abu Mansur al-Samarqandi al-Maturidi al-Hanafi atau Abu Mansyur Almaturiddi
Seorang cendekiawan muslim dan ahli di bidang ilmu kalam. Maturidi dilahirkan di Maturid, dekat Samarqand. Di bidang ilmu agama, beliau berguru pada Abu Nasr al-`Ayadi and Abu Bakr Ahmad al-Jawzajani. Ia banyak menulis tentang Mu’tazilah, Qarmati, dan Syiah.


sumber:www.hidayatullah.com
penerbit:wahyu murtiningsih

Rabu, 01 Februari 2017

biografi ibnu sina

Biografi Ibnu Sina. Tokoh satu ini saat terkenal dalam duani kedokteran karena sumbangsihnya terhadap perkembangan ilmu kedokteran dan banyak tulisan-tulisannya menjadi rujukan bagi sarjana-sarjana kedokteran barat. Berikut Profilnya Bernama lengkap Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama Khormeisan dekat Bukhara. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya sangat menonjol sehingga salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba ilmu.Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya.

sumber:www.hidayatullah.com
penerbit:wahyu murtiningsih


Rabu, 11 Januari 2017

Pendiri institut geografi kontemporer

AL-BALKHI

     Nama lengkap al-Balkhi adalah abu zayd ahmad binsahl al-balkhi.Ia lahir pada tahun 850 (236) di shamastian

  Albakhi dikenal sebagai ilmuwan muslim lewat sejumlah karya geografinya yang bersejarah. Minat al-Balkhi di bidang geografi di picu oleh dorongan dan arahan sang guru, al-kindi.dikemudian hari,iamendedikasikan sebuah risalah geografi karyaptolomeus yang telah di terjemahkan kepada al-kindi.Pada masa itu, pemikirn al-balkhi memang cenderung melawan arus,Akibatnya segelintir orang menganggap ide dan pandangannya agak konservatif atau ketinggalan zaman.
    Selain mahir dibidang geografi, al-balkhi juga pakar dibidang astronomi, astrologi, filsafat, kedokteran dan ilmu pengetahuan alam. Kitab masalih al-Abdan wal Anfus adalah salah satu karya al-balkhi yang berhasil mengangkat namanya hingga dikenal masyarakat, sedangkan Suwar al-Kalim adalah karyanya yang di anggap mempunyai nilai ilmiyah tinggi. Dalam karyanya ini, al-balkhi membuat contoh penulisan laporan yang sistematis tentang sejuamlah Negara yang pernah dikuasai oleh umat islam.
    Al-Balkhi juga ahli filsafat dan agama. Ia menulis sebuah karya tafsir yang mengagumkan. karya ini mengangkat tema keagamaan, yaitu Nazm al-Qur'an. Para pakar hukum menyanjung karya tersebut karna dinilai berkualitas tinggi.
   Al-Bakhi meninggal dunia pada bulan oktober 934.

sumber:www.hidayatullah.com
penerbit:wahyu murtiningsih